Mungkin
jikalau saja kita (umat manusia) mau berfikir tentang hal-hal kecil
yang mungkin dianggap remeh yang ada di sekitar kita, maka Insya'Allah
kita akan lebih tau diri dan tidak sombong dengan kepandaian atau
kemampuan kita.
Karena
dibalik hal yang mungkin dianggap banyak orang tidak penting atau hanya
hiasan ternyata mempunyai susunan yang kompleks dan komplit jika
dibandingkan dengan kemampuan robot yang super canggih yang pernah
disusun manusia. Contohnya seperti Kumis yang ada di bawah hidung
kucing.
Ternyata kumis kucing ini
memiliki pola yang unik yang berbeda pada satu kucing dengan yang
lainnya, seperti sidik jari pada manusia. Namun, kumis pada semua kucing
memiliki fungsi yang sama yakni sebagai mekanisme sensoris yang sangat
penting.
Kerusakan pada kumis kucing
tidak hanya menyebabkan kucing menjadi tidak nyaman, tetapi juga membuat
mereka menjadi bingung dan kehilangan arah, selain itu banyak efek
samping negatif lainnya yang akan dibahas di bawah.
Kumis kucing sendiri tidak lebih
dari sejenis rambut tebal dan panjang biasa. Pentingnya kumis ini
terletak pada kenyataan bahwa mereka berakar ke dalam folikel yang
dikelilingi oleh jaringan otot yang sangat kaya akan sel saraf dan
sel-sel sensorik. Sel-sel saraf pada akar ini kemudian terhubung ke area
khusus dari otak kucing.
Fungsi utama dari kumis kucing
adalah untuk bekerja sebagai sistem pemindaian (scanning) lingkungan.
Yang menarik, kucing tidak perlu menyentuh objek dengan kumis mereka
untuk mendeteksi objek.
Saraf
di dasar kumis bahkan cukup sensitif untuk mendeteksi gerakan kecil
udara yang menggetarkan kumis. Mereka begitu sensitif, kucing bahkan
dapat mendeteksi gerakan udara dalam ruangan, seperti udara yang
mengalir di sekitar perabotan, yang memungkinkan kucing tahu ada objek
di sana, bahkan ketika keadaan sedang gelap gulita.
Oleh karena itu, nama ilmiah
untuk kumis kucing adalah 'vibrissae' yang mengisyaratkan sensitivitas
mereka untuk getaran dalam arus udara. Hal ini penting untuk kucing
karena mereka adalah pelihat jarak jauh dan memiliki kesulitan untuk
melihat hal-hal yang dekat (seperti orang yang mengalami rabun dekat).
Oleh karena itu, kucing liar di
alam akan aktif di malam hari (nokturnal), karena hal ini akan membantu
mereka "melihat" lebih jelas pada saat mereka berburu. Karena hal ini
pula, kucing yang mengalami kebutaan pada mata mereka akan mengandalkan
hampir sepenuhnya pada kumis mereka untuk menentukan arah dan mengetahui
benda-benda di sekitarnya.
Penelitian juga telah
menunjukkan bahwa kucing tanpa kumis akan mengalami kesulitan dalam
memperkirakan ukuran bukaan pintu dan dapat dengan mudah terjebak.
Karena tidak seperti manusia
yang dapat berjalan mundur dengan mudah, kucing memiliki struktur tulang
selangka yang berbeda, sehingga mereka tidak dapat memutar balik
melalui bukaan yang sangat sempit. Sehingga sekali mereka salah
memperkirakan besar bukaan yang akan dilalui, mereka akan tersangkut.
Menariknya, ada juga beberapa
bukti yang menunjukkan bahwa kumis kucing entah bagaimana juga membantu
kucing dalam mendeteksi bau. Fakta juga menunjukkan bahwa kumis kucing
penting untuk keseimbangan kucing.
Tanpa
kumis, kucing akan mengalami kesulitan untuk sekedar berjalan lurus
apalagi ketika mereka berlari. Mereka juga cenderung akan salah menilai
jarak ketika akan melompat sehingga sering terjatuh serta kadang-kadang
suka berlari ke arah benda-benda dengan tidak terarah.
Mengingat pentingnya kumis ini
bagi kucing, kucing memiliki semacam mekanisme pertahanan untuk
melindungi kumisnya dari kerusakan. Ketika kucing sedang marah atau akan
berkelahi, kumis akan ditarik masuk untuk menghindari kerusakan akibat
perkelahian.
Selain itu kucing juga memiliki
kemampuan untuk menumbuhkan kumisnya yang rusak, ketika kumisnya
mengalami kerusakan atau tidak sengaja terpotong oleh anda, kumis kucing
dapat kembali tumbuh asalkan folikel kumisnya sendiri tidak rusak.
0 komentar:
Posting Komentar